Wednesday 10 August 2011

Ingin berubah tapi tidak bisa (2)

Dalam tulisan terdahulu sudah saya bahas soal penciptaan pertama dalam dunia abstrak dan penciptaan kedua di dunia nyata. Kali ini saya ingin sharing soal cara kerja otak kita. Kenapa kebanyakan orang paham bahwa mereka harus berubah, tetapi sulit sekali untuk bisa benar2 mengambil langkah yang dibutuhkan untuk berubah.

Dalam sebuah perjalanan, saya dan beberapa teman berhenti di sebuah toko buku. Setelah berkeliling, saya melihat sebuah buku kecil dengan judul yang menarik. “Satu langkah sederhana dapat mengubah hidup anda”, karya Robert Maurer, Ph.d. Oke... pikir saya. Cobalah saya beli, siapa tau bermanfaat. Jadilah buku menjadi bagian koleksi saya dan sumber utama sharing saya kali ini.

Menurut Robert, ada 3 bagian dalam otak kita yaitu batang otak, otak tengah, dan korteks (yang membungkus seluruh bagian otak). Batang otak berfungsi membangunkan kita di pagi hari, tidur di malam hari dan mengingatkan jantung untuk tetap berdenyut. Otak tengah mengatur suhu tubuh, mengatur emosi, dan menentukan reaksi untuk bertahan atau melarikan diri saat menghadapi bahaya. Didalamnya ada struktur yang disebut amygdala yang dirancang untuk memberi sinyal pada tubuh untuk bereaksi terhadap bahaya yang datang tiba2. Salah satu cara kerjanya adalah memperlambat atau menghentikan fungsi-fungsi tubuh lain, seperti pemikiran rasional dan kreatif, yang dapat mengganggu kemampuan fisik untuk berlari atau bertahan. Sedangkan korteks berfungsi sebagai bagian yang rasional, dorongan kreatifitas, seni dan hal lain yang membedakan manusia dengan hewan.

Saat kita kelebihan berat badan, otak rasional kita (korteks) membuat rencana untuk berolah raga untuk menurunkan berat badan itu. Masalahnya, otak tengah dengan amygdala-nya justru membunyikan lonceng tanda bahaya. Menurut Robert, otak dirancang sedemikian rupa hingga kapan pun ada tantangan, kesempatan atau minat baru, otak akan memicu timbulnya rasa takut. Jika pada jaman dahulu manusia menemui tantangan dengan bertemu seekor singa di hutan, maka saat ini tantangan itu dapat berupa pekerjaan di tempat yang baru, secarik kertas ujian atau hanya bertemu dengan kenalan baru.

Pada dasarnya, kapanpun kita ingin meninggalkan rutinitas yang sudah biasa dan aman bagi kita, otak memicu rasa takut sehingga jalan masuk ke korteks, bagian rasional dari otak kita, menjadi terhalang. Semakin penting suatu hal itu bagi kita, semakin besar rasa takut yang ditimbulkan. Hasilnya, semakin ingin kita menurunkan berat badan, semakin berat langkah kita untuk berolah raga dan justru memilih duduk-duduk santai di depan tv.

Itulah kira-kira alasan kenapa kebanyakan orang sulit untuk berubah, walaupun tahu bahwa dia harus berubah. Sulit untuk konsisten walaupun dia tahu kalau tidak konsisten maka dia tidak akan mendapat hasil yang dia inginkan. Ada memang orang-orang yang justru menjadi hidup saat bertemu tantangan. Tapi kebanyakan dari kita bukan termasuk orang yang seperti itu.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini? Ada sebuah jalan keluar. Tapi tulisan ini akan menjadi terlalu panjang kalau saya lanjutkan. So... silahkan tunggu tulisan selanjutnya.

0 comments:

Post a Comment