Friday 17 June 2011

Fadhil Peringkat 2 di TK

Hari kamis ini cukup spesial karena ada acara perpisahan TK anak pertama kami. Fadhil sendiri sih belum terlalu ngerti soal perpisahan, dia malah sempat bilang sehari sebelumnya, "Besok pas jam istirahat, Fadhil mau main sama temen". Hehehe... Dia pikir acara perpisahan sama dengan jadwal sekolah biasa.

Sebelumnya Fadhil dan seorang temannya memang dapat amanat dari sekolahnya untuk membacakan sambutan yang sudah disiapkan. Lumayan juga 'latihannya', ada kira2 seminggu kayaknya. Namanya juga anak TK, 'latihan' baca sambutannya ya rada setengah dipaksa. Alhamdulillah, membaca buat Fadhil bukan soal sulit. Sudah terlihat dari kemampuannya di Sekolah. Kadang dia sendiri cerita sambil setengah mengeluh, "Ibu Wati (gurunya) kalau pas giliran Fadhil yang baca disuruh baca berlembar-lembar". Gara-gara itu juga, buku bacaan wajib dari sekolah sudah habis dilalap Fadhil sampai dia harus bawa buku bacaan sendiri dari rumah.

Siangnya istri tercinta menelepon. Dia info kalau Fadhil jadi peringkat ke 2 di TK-nya. Alhamdulillah. Sungguh tidak diduga-duga. Buat kami orangtuanya, tidak pernah kami menargetkan Fadhil untuk menjadi anak yang berprestasi di sekolahnya. Sedapat mungkin semua berjalan dengan alamiah, dalam artian ada waktu belajar dan ada waktu bermain. Pada saatnya belajar, buku-buku pelajaran dibuka dan diulang lagi dirumah (kalau sempat...), sedangkan pada waktunya bermain ya bermainlah dia dengan temannya atau anteng di depan komputer main game Battlefield, Call of Duty, Dinasty Warrior, Lord of The Ring, Total war, Zoo Tycon dan masih banyak lagi... hehehe (ini gamenya anak TK bukan yah...)

Sore menjelang magrib saat saya jemput mereka di rumah eyangnya, Fadhil menyambut dengan mesem-mesem dan menyembunyikan sesuatu di belakang badannya. Udah kelihatan sih kalau itu piala, tapi saya pura-pura ngga tau. Biarin aja sampai dia sendiri yang cerita. Saya ngga mau ngerusak kejutan yang dia siapkan buat saya. Akhirnya dia cerita juga. "Ayah, di sekolah Fadhil juara ke-2 loh" katanya sambil menunjukkan 2 piala. Yang satu piala peringkat 2, yang satu lagi piala standar perpisahan. Langsung saya kasih selamat... "Wah hebat, selamat ya Fadhil"... sambil saya salami tangannya. Senyum Fadhil pun semakin lebar sambil masuk ke rumah dan membawa pialanya.

Alhamdulillah. Di luar sifatnya yang agak hiper aktif, dengan energi yang berlebih, sudah terlihat bakat-bakat yang dia miliki. Pada saat praktik sholat di Masjid setiap hari Kamis, seringkali oleh ibu gurunya Fadhil ditunjuk untuk menjadi Imam, atau Muadzin. Kami juga melatih dia untuk tidak malu. Waktu dia bilang dia mau jualan di sekolah, kami langsung siapkan beberapa snack dan tempatnya untuk dia bawa dan jual di sekolah. Saat pulang sekolah dan bercerita, kami mendengarkan dan memberi motivasi untuk tidak menyerah atau kapok. Insya Allah, cara ini cukup efektif.

Sekarang SD menunggu di depan mata. Semoga Fadhil akan mampu menjawab tantangan-tantangan yang akan dia hadapi kelak dengan bimbingan semampunya dari kami. Amiin.

0 comments:

Post a Comment