Pada suatu hari, saya bersama sepeda motor kesayangan (karena cuma satu-satunya) menjemput istri dan 2 buah hati di rumah kakek dan neneknya.
Sesampainya di sana, di depan pintu, tampaklah anak-anak menyambut saya dengan sukacita. Kami pun bersiap-siap untuk pulang.
Saya duduk paling depan, anak yang baru dua tahun di belakang saya, dan anak yang besar (sekitar 4 tahun) di belakang adiknya. Istri saya masih menyiapkan sesuatu dan belum naik. Sambil menunggu, saya bercanda dengan kedua buah hati saya.
Kemudian saya dengar istri berkata "dadah", "oke" pikir saya, ini isyarat untuk berangkat. Maka saya pun segera tancap gas untuk pulang.
Setelah kira-kira 4 Km mengendarai motor, tiba-tiba HP saya berbunyi. Saya pun menepi dan mengangkat HPnya. Aneh... kok yang menelepon istri saya? lalu saya menengok ke belakang. Lho...? istri saya kok tidak ada??
Lalu saya tanya anak saya yang besar, "bunda mana?"
Dia kemudian menjawab dengan polos, "kan tadi ayah tinggal".
Astagfirullah... ternyata istri saya ketinggalan di rumah kakek...
Saya sudah tidak dapat berkata-kata lagi. Hanya tertawa terus sepanjang jalan... Kok bisa saya tidak merasa kalau istri saya belum naik ya?
Akhirnya istri saya sukses saya jemput. Kali ini saya pastikan dulu kalau dia sudah naik, baru saya tancap gas... lanjuuut...
Thursday 11 February 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment